Mohon Maaf

Lama banget tidak login WP karena berbagai kesibukan dan minimnya waktu untuk mengelola Blog, khususnya update dan respon terhadap komen. Alhamdulillah, atas kemurahan-Nya, berkesempatan login untuk menengok jeroan Blog. Sesuai dugaan, begitu banyak komen dan pertanyaan maupun diskusi termoderasi.

Pada kesempatan ini, saya mohon maaf atas kealpaan tidak merespon sebagaimana mestinya. Untuk saat ini, saya tidak menulis tentang kesehatan lagi karena berbagai pertimbangan. Mungkin jika ada kesempatan menulis ringan tentang keseharian terutama hobi berkebun dan prakarya sekedar berbagi cerita. Salam kangen kepada para sahabat.

Semoga kita sehat dan bahagia, senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiin

Minta suntik, dok

Suntik. Sebagian orang sangat terbiasa mendengar kata suntik, bahkan ada yang merasa gak berobat kalo gak suntik. Hingga ada yang merasa perlu ke tempat lain (di hari yang sama) untuk suntik ketika dia minta suntik tidak dikabulkan oleh dokter sebelumnya, terutama pasien-pasien dengan penyakit tertentu, misalnya asma, yang merasa nyaman segera setelah injeksi. Sementara sebagian lainnya ngeri tatkala mendengar kata suntik. Baru mendengar kata suntik aja udah keringat dingin. Karenanya tak heran kata suntik masih suka digunakan untuk menakut-nakuti anak kecil. “ Awas, disuntik dokter “ atau “ Awas, disuntik pak matri “. Terlepas pro-kontra perlu tidaknya suntik, tak dapat dipungkiri bahwa suntik merupakan salah satu cara pemberian obat melalui parenteral sesuai indikasi yang menyertainya.

Sumber gambar: Marcus M (Asia Images Collection)

Musim batuk berat

KODE ICD-10: R05 : Batuk

Belakangan ini, jumlah penderita batuk berat makin meningkat, makin mudah menyebar, dan cenderung makin lama sembuh. Peningkatan jumlah penderita dengan keluhan batuk berat bukan hanya nampak di praktek-praktek dokter, namun juga di institusi layanan primer. Sebenarnya, peningkatan insidens ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) bukanlah berita baru. Di daerah kami, ndeso™ Palaran, pada umumnya terjadi puncak peningkatan  ISPA sebanyak 4 kali dalam setahun dalam dua dasawarsa terakhir. Kadang terjadi pergeseran masa puncak (mencapai 42% dari total jumlah penderita) pada bulan-bulan tertentu. Tapi kali ini agak berbeda. Trend peningkatan ISPA, terutama batuk berat mulai nampak sejak awal tahun 2009 dan terus meningkat hingga bulan ini.

Royokan Dompet Pasien

BELAJAR MENGAKUI KEKURANGAN

Kita mungkin pernah mendengar seseorang berkata seperti ini: “ dokter, bukannya saya tidak mau dirujuk ke Rumah Sakit. Kalau bisa, berobat jalan saja ”. Kalimat berikutnya bak tusukan langsung di ulu hati, demikian ujarnya: “ Soalnya kalau ke RS, pemeriksaan macam-macam, penyakitnya malah makin banyak. Kadang dilempar kesana-kemari (maksudnya antar poli: pen). Duitnya tidak sedikit, dompet langsung kempes ”. … Tuiiinnnggg … 🙂 Mungkin sulit menerimanya. Bisa saja berkilah : “ Tuh, buktinya banyak yang indent di Ruang VIP… “. Atau : “ itu kan udah pemeriksaan rutin “.

Ungkapan di atas tidak hanya dialami oleh satu orang. Boleh jadi dialami juga oleh banyak orang, terlebih pasien dengan uang pas-pasan. Terucapkan ataupun hanya mbatin. *arrgh, lagi-lagi ke RS*

Ngebahas Puyer gak papa koq

PUYER DALAM SOROTAN

Sekitar seminggu (lebih) yang lalu, pembahasan seputar puyer kembali menghangat. Tayangan RCTI tentang puyer tak pelak mengundang beragam reaksi, baik yang pro, kontra maupun apatis. Wajar, layaknya setiap perbuatan ataupun pemberitaan, pada umumnya menuai 3 reaksi, yakni pro, kontra dan apatis. Terlebih topik yang ditayangkan emang melibatkan banyak pihak dan menarik untuk dibahas.

Antara akut dan kronis

Suatu ketika mungkin kita pernah mendengar seseorang menceritakan perihal penyakitnya disertai mimik cemas, “ penyakitku udah akut nih “. Di saat lain, seseorang dengan raut khawatir berkata, ” ahhh, penyakitku kronis banget “.

Dua kata, akut dan kronis, tak jarang diungkapkan dengan wajah-wajah kuyu seolah menggambarkan betapa berat penyakit yang dideritanya.

Byar pet lagi

Sejak Senin, 20 Oktober 2008 listrik di tempat kami padam … Gak tanggung-tanggung, esoknya hari Selasa malah padam 4 kali dari petang hingga malam. Itupun gak cukup, bersambung byar pet hari Rabo … Kadang kesal manakala enak-enaknya mengerjakan sesuatu lantas tiba-tiba listrik padam. Bagi blogger seperti saya, kematian pemadaman listrik ibarat hidup kembali ke jaman lampu teplok, ga bisa apa-apa… bayangin baru ngebaca komen …pet! ..belum kelar menjawab komentar … pet !!! Cape deh 😦

Di dalam benak bertanya, ada apa ya koq Listrik Lupa Menyala ? Harapan kami hanya 1 (satu) jawaban, sekali lagi satu aja, jangan ada lagi Listrik Lupa Menyala seperti halnya kami  gak lupa membayar Listrik.

Semoga *sebuah harapan dari pelanggan*

Semalam di Songgoriti

Meski waktu mudik Lebaran tahun ini terbilang pendek, kami sepakat meluangkan waktu untuk nginap barang semalam di Songgoriti. Mungkin si dia pingin berasyik masyuk menyejukkan diri di kedinginan lereng gunung kawasan kota Batu, yang pasti, Minggu, 28 September 2008 setelah subuh kami meluncur menuju Songgoriti menyusuri jalanan menanjak yang tembus di simpang tiga menuju Selecta (ke kanan) dan ke kota Batu (ke kiri). Nuwun sewu mas Rizal, kami gak mampir ke tempat penjenengan … 🙂 cuman lewat RSUD Sidoarjo doang sambil melirik … *dalam hati dadag dadag, halo mas…numpang lewat* … Takutnya kalo mampir ntar ditambahi THR sama beliau … hehehe.

Mudik

KANGEN MARTABAK REK

Kamis, 25 September 2008 selepas asar, kami berempat berangkat dari ndeso Palaran menuju Balikpapan. diantar om Ruslang (saya memanggilnya om, salah seorang staf dan sobat muda  yang udah lebih 10 tahun mbantuin praktek mracang di ndeso). Hampir sepanjang jalan, kami bercanda dengan si Om. Logat Bugisnya yang masih kental berbaur dengan logat kami sekeluarga yang Jawa Timuran acapkali menimbulkan gelak tawa hingga perjalanan 2,5-3 jam tak begitu terasa.

THR satu juta

THR, BERAPAPUN TETAP DITUNGGU

Di kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Republik Indonesia, pembagian Te Ha eR adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu saat Ramadhan untuk belanja menjelang Lebaran. Beberapa hari yang lalu ketika ngunjungi pasien di rawat inap, saya diminta tanda tangan penerimaan THR tahun 2008 M/1429 H, dari Pemkot Samarinda sebesar 1 juta rupiah dipotong pajak 15% sehingga nantinya akan menerima 850 ribu rupiah (golongan III-IV dipotong 15% sedangkan golongan I-II tanpa potongan). Sekarang mah belum terima.