EVALUASI PEMERIKSAAN TYPHUS MENGGUNAKAN TUBEX
Alhamdulillah, setelah menggunakan Tubex TF sebagai pemeriksaan Demam Tifoid (typhus) sejak akhir September 2007 yang lalu di Rawat Inap Palaran (Samarinda), kami menyelesaikan paket awal tersebut dan mencoba membuat rekapitulasi sebagai bahan evaluasi tahap pertama. Masih sangat mentah, mungkin tidak ada apapun yang dapat dipetik darinya, namun kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk pemakaian Tubex tahap berikutnya.
Saat meluncurkan posting Tubex, ada beberapa masukan diantaranya saran penting dari Mas Rizal (dokterearekcilik dot wordpress dot com) tentang perlunya batasan (menggunakan EBM) sebagai pendukung untuk bahan kajian. Namun karena berbagai kendala, saran beliau belum bisa kami laksanakan. Untuk tahap berikutnya, niscaya kami akan melakukannya.
Selain itu, atas masukan mbak Shinta, kami juga tidak membatasi penggunaan Tubex untuk warga miskin semata, melainkan untuk semua penderita yang dicurigai menderita Demam Typhoid setelah demam hari ke 5. Pun demikian untuk golongan umur, pemeriksaan Tubex berlaku untuk semua umur termasuk anak-anak sesuai saran Mas Rizal.
Berikut ini adalah Rekapitulasi:
Penggunaan Tubex TF di Puskesmas Rawat Inap Palaran, Kota Samarinda.
September 2007-Januari 2008
No | Nama | Umur | Hasil | Demam | Hr Rawat | Keterangan |
01 | Ny. Sun | 24 Th | (+) 6 | hr ke 10 | 07 hr | R.Inap Pal |
02 | An. Fat | 06 Th | (+) 2 | hr ke 05 | 05 hr | R.Inap Pal |
03 | An. Fat | 06 Th | (+) 6 | hr ke 08 | 06 hr | R.Inap Pal |
04 | An. Ria | 09 Th | (+) 10 | hr ke 07 | 04 hr | R.Inap Pal |
05 | An. Van | 11 Th | (+) 4 | hr ke 09 | 17 hr | R.Inap Pal |
06 | Tn. Nur | 40 Th | (+) 6 | hr ke 08 | 08 hr | R.Inap Pal |
07 | Tn. Nur | 40 Th | (+) 2 | hr ke 18 | 08 hr | R.Inap Pal 2 |
08 | An. Ris | 06 Th | (+) 6 | hr ke 05 | 12 hr | R.Inap Pal |
09 | An. Adn | 2,5 Th | (+) 5 | hr ke 06 | 04 hr | R.Inap Pal |
10 | An. Cin | 5,5 Th | (+) 6 | hr ke 10 | 03 hr | R.Inap Pal |
11 | Tn. Gas | 55 Th | (+) 6 | hr ke 05 | 06 hr | R.Inap Pal |
12 | An. Ron | 10 Th | (+) 2 | hr ke 05 | 07 hr | R.Inap Pal |
13 | An. Ajs | 07 Th | (+) 4 | hr ke 06 | 07 hr | R.Inap Pal |
14 | An. Agg | 10 Th | (+) 10 | hr ke 15 | RSD | RS. Dirgahayu |
15 | An. Agg | 10 Th | (+) 6 | hr ke 21 | R Jalan | R. Jalan 1 |
16 | An. Agg | 10 Th | (+) 4 | hr ke 28 | R Jalan | R. Jalan 2 |
17 | An. Fad | 02 Th | (+) 6 | hr ke 30 | home care | Home Care |
18 | An. Den | 23 Bl | (+) 6 | hr ke 21 | RSD | Rujuk |
19 | An. Mar | 07 Th | (+) 4 | hr ke 04 | home care | R.Inap Pal |
20 | Tn. Sut | 46 Th | (+) 6 | hr ke 30 | R Jalan | R.Inap Pal |
21 | An. And | 05 Th | (+) 6 | hr ke 14 | R Jalan | R.Inap Pal |
22 | An. Abr | 02 Th | (+) 6 | hr ke 07 | RSD | Rever RS.D |
23 | An. Fit | 07 Th | (+) 6 | hr ke 30 | RSI | Rever RSI |
24 | Tn. Alq | 38 Th | (+) 6 | hr ke 30 | RSI | Rever RSI |
25 | An. Res | 03 Th | (+) 4 | hr ke 09 | R Jalan | Rawat Jalan |
KETERANGAN:
- Jumlah Pasien diperiksa: 25 orang pasien
- Jumlah Kontrol pemeriksaan: 2 pemeriksaan
- Pasien dirawat di Rawat Inap Palaran: 13 pasien
- Reveral (pasien dirujuk): 4 orang pasien
- Home care: 2 orang pasien
- Pindahan dari RS: 1 orang pasien
Catatan Khusus:
- Pasien no. 05 pada hari 6 dikonsulkan ke dr anak di RSUD Samarinda, diberikan pengobatan sesuai protokol penatalaksanaan Tifoid, namun dalam perkembangannya dirujuk ke dr anak di praktek dengan dugaan Gagal Ginjal Akut, dan oleh dr anak disetujui diagnosa Gagal Ginjal Akut. Selanjutnya pasien dirawat dengan protokol Gagal Ginjal Akut dan dinyatakan sembuh pada hari ke 17.
- Pasien no. 06 adalah pindahan dari RSUD Tenggarong dengan pemeriksaan Widal Negatif (-), dan pemeriksaan lain, termasuk Malaria Negatif, namun panas tidak kunjung turun sehingga penderita pindah ke R. Inap Palaran (rumahnya di Palaran) dan ternyata pada pemeriksaan Tubex menunjukkan positif 6. Selanjutnya penderita dirawat sesuai tatalaksana perawatan Tifoid. Kontrol pada hari ke 18 setelah menjalani Rawat Jalan, pemeriksaan Tubex menunjukkan positif 2 dengan kondisi klinis tanpa keluhan.
- Pasien no. 14, sebelumnya dirawat di RS Swasta dengan hasil pemeriksaan Laboratorium tidak menunjukkan kelainan. Pada hari ke 15 demam, keluarga pasien (tinggal di Palaran) minta dilakukan pemeriksaan Tubex di Rawat Inap Palaran dan menunjukkan hasil positif 10 (maksimal positif 12). Selanjutnya pasien menjalani Home care hingga pada pemeriksaan ke 3 menunjukkan hasil positif 4 dengan kondisi tanpa demam dan tanpa keluhan.
Dari ilustrasi di atas, kami belum dapat membuat kesimpulan apapun terkait akurasi pemeriksaan tifoid menggunakan Tubex. Namun mengingat animo dan sambutan penderita yang antusias maka kami akan melanjutkan penggunaan Tubex sebagai penunjang diagnostik penderita dengan dugaan Demam Tifoid.
Melihat hasil pemeriksaan Tubex, nampaknya akan menunjukkan hasil yang dapat dipercaya jika pemeriksaan dilakukan pada hari ke 6 demam dan seterusnya jika pada pemeriksaan klinis diduga Demam Tifoid.
Bias pemeriksaan Tubex (false negatif maupun false positif) belum dapat kami evaluasi mengingat sedikitnya sampel dan belum ditetapkannya alat pemeriksaan lain sebagai kontrol maupun EBM.
Harga pemeriksaan yang relatif mahal (90 ribu) ternyata bukan kendala bagi warga Palaran, untuk itu sesuai masukan beberapa keluarga pasien, maka pemakaian Tubex akan kami lanjutkan menggunakan dana swakelola, sedangkan warga miskin akan dibiayai oleh dana Gakin (tanpa melalui askeskin…*halah*). Selanjutnya kami akan mengupayakan agar pemeriksaan Tubex dapat lebih murah dari saat ini.
Demikian hasil sementara Penggunaan Tibex sebagai penunjang diagnosa pasien dengan dugaan Demam Tifoid.
Tim Evaluasi:
-
dr. Rustam Basyar
-
dr. Sri Asih
-
Kru Rawat Inap Palaran
-
cakmoki
Thanks infonya cak… kalo bole tau, maafkanlah ketidaktahuan saya ini, dinyatakan positif Typhoid Fever kalo hasilnya berapa? apakan +1 sudah dianggap positif? thanks
Yang pasien ke 5 kayaknya mesti di keluarkan dari penelitiaan, atau tidak diperhitungkan secara statistik. Kok ada yg demam sampe hari ke 30 ??? Hari rawatnya kok pas sama semua ya ? cak kayaknya datanya udah bisa dihitung pake statistik non parametrik, biarpun gak sempurna tapi kan lumayan bisa diambil kesimpulan.
@ Boyke:
sama-sama 🙂
Dinyatakan positif Typhoid Fever, jika klinis mendukung ke arah itu dan pemeriksaan dilakukan setelah hari ke 6 dengan hasil setidaknya positif 5-6 … Thx
@ dokterearekcilik:
ok, siip 🙂
yang 30 hr adalah pasien Rawat Jalan dari sejawat trus keluarga pasien denger ada pemeriksaan Tubex lantas mereka minta diperiksa dan minta diobati oleh pihak Rawat Inap sesuai hasil pemeriksaan. Di sini ada 7 orang doter praktek, sayangnya belum tersosialisasi. Selanjutnya akan kami undang lagi untuk review atau kalo ts gak sempet datang akan kami beri ringkasan makalahnya. Gimana ? ..ada saran?
hahahaha, maturnuwun Mas, sudah diperbaiki.. maaf 🙂
Harapan kami, Mas Rizal bisa mengkajinya disana ntar hasilnya minta ya … *gratisan mode:on* 😀
cakmoki pada saat pasien kontrol kembali apa selalu harus dilakukan pemeriksaan TUBEX TF lagi? kalo kondisi klinis tanpa keluhan gimana cak?
PAk maaf nyimpang dari bahasan, kebetulan saya lagi cari info ttg Hamil anggur,krn saya november kmrn mengalami hamil anggur. Sebelumnya saya benar2 tidak tahu apa2 tp setelah baca artikel bapak saja jadi melek ilmu.
Tapi ada beberapa hal yang mau saya tanya berkaitan dgn itu, diantaranya:
-pada kasus saya ini, Dr yg operasi saya bilang klu kehamilan saya ada dibelakang rahim, dan Dr bilang hanya dilakukan Pembakaran pada bekas luka yang menyebabkan pendarahan(Jujur saya juga belum tau apa maksudnya). Dan tidak dilakukan tidakan seperti kuret dan kemo spt yang pada umumnya
-Saat pendarahan bukan melalui vagina tetapi malah terjadi pendarahan didalam perut, sehingga saya juga mendapatkan operasi anestesi,untuk mengeluarkan darah yang sudah menyebar dibagian perut atas.
– Dr saya menyatakan saya bisa langsung hamil lagi setelah operasi karena rahim tidak diutak atik, dan saya dikasih antioksidan,apakah aman bagi saya untuk hamil lagi sebelum 1 tahun??.
– Memang Dr saya bilang kasus saya ini baru pertama kali bagi dia diantara kasus hamil anggur lainnya. Pertanyaanya apakah ini memang termasuk hamil anggur atau hanya pecah pembuluh darah, sementara memang saya dinyatakan positif hamil tp tidak ada janin. Sehabis operasi (dari saat operasi) saya Haid normal 7 hari.
– Oya bulan januari ini, sehabis operasi tgl 17 November.Saya langsung melakukan aerobik dan renang, dan tidak mengindahkan sakit dibekas luka (anestesi khususnya karena bentuknya vertikal). Apakah ini aman buat saya??
Trima kasih banyak sebelumnya.
Saya ijin add blog bapak di blog saya yach 🙂 manfaat banget nih baca isinya
@ Shinta:
enggak, gak selalu. Kalo kondisi klinis bagus dan tanpa keluhan, maka tidak dilakukan pemeriksaan ulang.
Kadang sulit memberi pengertian pada pasien bahwa ybs tidak perlu periksa ulang, namun kata mereka merasa lega jika kadarnya turun. 🙂
@ neni:
ok, untuk artikel hamil anggur dapat didownload di halaman download.
– yang dimaksud pembakaran adalah “cauter” atau kauterisasi, merupakan salah satu metode menghentikan perdarahan dengan menutup ujung pembuluh darah melalui “cauter” (kayak sorder listrik) 🙂
– bisa hamil lagi sebelum 1 tahun jika emang dinyatakan gak ngotak-atik rahim dan ga ada lagi sisa-sisa hamil anggur (mola hidatidosa), aman.
– hamil anggur ada beberapa stadium. Pada kasus yang ditemukan secara dini, maka tindakan yang dilakukan tidak serumit pada stadium lanjut.
– sebulan setelah operasi boleh melakukan aktifitas apapun sejauh tidak mengganggu. Kalaupun nyeri, cukup digunakan pereda nyeri. Aman aja koq, itu udah termasuk lama, udah lebih sebulan 🙂
Thx juga, moga penjelasan singkat ini berguna
Wah… Tanks berat info nya.. jd bener2 yakin and ga takut buat punya anak lagi..
Sukses buat Cakmoki
Cheerssss
🙂
@ neni:
thanks juga share-nya 🙂
waaa… pusing… dak ngerti… maaf, Cak…
@ suandana:
dijamin ngerti deh 🙂 … ini pemeriksaan untuk Tifus model baru.. atau mungkin tulisannya masih kurang bersahabat ya
Wah, mantaps nih. Di rumah sakit tempat saya nguli belum ada teknik pemeriksaan ini.
nambah cak, apa disana ada sarana untuk gall cuture ??? kalo ada kan bisa dibandingkan sebagai gold standard. Kalo mau dibandingkan dengan widal kayaknya gak begitu bermakna tapi kalo ada datanya boleh aja diolah untuk perbandingan. Nanti aku coba olah datanya dan tanya pada seniorku kira kira perbaikan apa yg bisa dibuat. Semoga tambah semangat. Btw Mau jadi pembicara di Jakarta ya cak, aku udah baca pengumumannya, waaaah ebat….wong palaran ngajar wong Jakarta …..
😀
Cak, kalo memang akurat, kenapa ga dijadiin standar pemeriksaan di Text Book yah??
(maaf,mungkin saya masih kurang mempelajarinya)
@ imcw:
sekarang harganya dah turun koq, ga sampai 2 jt untuk 30 test dikurangi 2 kontrol 🙂
Beli … !!! hahaha *maksa*
@ dokterearekcilik:
ga ada Mas … kalo widal saya belum cek semua, rasanya sebagaian ada. Ntar tak cek lagi. Trims support dan bantuannya. Tambah semangat 🙂
wah kalo yg di Jkt bukan ngajar, salah pengumuman kali, lha wong ndeso â„¢ koq ngajar, ga pantes ah ..hehehe.
@ Stethoscope_guy:
kalo texbook biasanya cetak ulang. Buku ajar Penyakit Dalam dan Anak kali dijadikan standar di edisi berikutnya, kita tunggu aja 🙂
cak.. saya mo nanya..
(kebetulan saya lagi bikin kti mengenai itu)
TUBEX ada berapa macem? prasaan ada yang pake TF ada yang ga?
cara kerja istimewa dari TUBEX itu ktanya karena detek IgM antigen LPS 09 S.typhi, tapi di jurnalnya olsen et al 2004 bilangnya detek IgM dan IgGnya juga!!! sementara dibeberapa jurnal malah bilangnya cuma IgMnya ajah, piye jadinya?
klo yang saya baca tu.. keunggulan dari TUBEX itu justru karena deteknya cuma IgMnya ajah!!!
trus ada saingan tubex juga.. typhidot and yang baru typhidot-M.. mungkin bisa dijadikan kontrol atau pembanding untuk penelitian berikutnya!!!
terimakasih!!
@ sari14juli:
Sependek yg saya tahu Tubex TF aja, entah kalo generasi sebelumnya saat masih uji coba, atau bisa jadi hanya untuk meringkas saja.
ya, kebanyakan jurnal menyebutkan hanya deteksi IgM, adapun IgG emang disebut-sebut dalam jurnal lain terutama saat masa penyembuhan. Perbedaan seperti ini biasa terjadi dalam ilmu pengetahuan, terlebih jika kita telusuri bahwa Tubex TF dibuat untuk menjembatani antara widal yg kurang sensitif dengan ELIZA yg sensitif tapi rumit dan mahal, maka Tubex TF lah salah satu jawaban terkini.
Nah jika berangkat dari pola kerja ELIZA, bisa jadi ada jurnal yg mengikutkan IgG atau bahkan IgA.
Dalam perkembangannya, bukan tidak mungkin muncul pemariksaan baru, seperti typhidot-M atau lainnya. Metodenya bisa mirip dengan pola kerja Tubex TF atau mungkin dengan cara kerja yang lain.
Yang penting, pemeriksaan tersebut dapat menjawab kesulitan penunjang diagnosa klinis meliputi: akurasi, sensitifitas, cepat, praktis dan murah.
trims saran dan masukannya 🙂
hmm iya.. tapi skrng ini TUBEX itu sendiri masih mahal yah???
oiya klo TUBEX itu brand punyanya IDL swedia.. ada brand lain yang nyediain ga?
trus gimana ni indonesia? prospeknya pemeriksaan serologis tifoid mo gimana? masa’ iya mo widal trus? indonesia sendiri belum produksi rapid diagnostic test yang murah padahal tifoid itu endemis di Indonesia
duh cak, moga2 aja pemerintah bisa ngusahain rapid diagnostic yang kya TUBEX dll.. klo import terus kan rugi tuh!!!
@ sari14juli:
iya, sementara ini di tempat kami, PKM Rawat Inap Palaran (ndesoâ„¢), Samarinda menggunakan nya dengan dana swakelola tanpa bantuan Pemerintah. Harga per pemeriksaan 90 ribu. Tahap berikutnya sepertinya bisa kita tekan menjadi 80 ribu or 75 ribu, untuk warga miskin: gratis.
sejauh ini belum nemu brand lain, masih apaki yg ini, IDL SE Swedia.
Moga harapan kita dapat terlaksana. Tulisan ini selain untuk evaluasi dan study serta meningkatkan layanan di Ndesoâ„¢, juga diharapkan dapat menyadarkan Pemerintah betapa pentingnya Rapid Diagnostic untuk penyakit endemis… hehehe
Kita nampaknya harus mulai duluan tanpa nunggu Pemerintah, soalnya masyarakat sudah sangat mengharapkan layanan yang lebih baik.
Semoga didenger oleh para petinggi 🙂
Boleh ya..ada masukan….
Berdasarkan pengalaman, menggunakan TUBEX TF harus sangat berhati-hati terutama pada saat homogenisasi…karena sangat subyektif …dan dapat mengakibatkan false positive…jadi paling tidak, analis yang mengerjakan diberi standar cara homogenisasi yang benar. Berdasarkan hal tersebut, saya sempet ketemu dengan Prof Lim yang menemukan pemeriksaan TUBEX dan mengemukanan kelemahan tersebut. Saya sempat usul supaya dibuat shaker khusus TUBEX sehingga homogenisasi dapat distandarisasi..dan ternyata memang sedang dipersiapkan..& lebih menggembirakan lagi karena sekarang sedang diuji deteksi antigen dengan menggunakan TUBEX juga..dan akan di release dalam waktu dekat..semoga dapat lebih membantu pasien-pasien kita…
Salam…
@ Meniek_FR:
Maturnuwun masukan dan share pengalamannya 🙂
Syukur kalo sekarang sedang uji coba untuk meminimalisir terjadinya false positif.
Satu pasien kami nampaknya juga menujukkan hasil false positif setelah kami lakukan follow up secara klinis. Gak tahu kalo itu berkaitan dengan homogenisasi.
Sekali lagi trims.
Salam
salam kenal semuanya………….
share dech…………
Kebetulan saya merupakan marketing dari PT Pacific Biotekindo Intralab (www.pacbiotekindo.co.id) yang merupakan Distributor tunggal untuk pemasaran TUBEX TF di Indonesia.
Apa yg di sampaikan oleh Sdri Menik benar Pembacaan hasil dari TUBEX pengaruh juga dengan Prosedure pemeriksaan. Homogenisasi yang tdk sempurna dapat menghasilkan hsl yg meragukan. Makanya kami team Promotion diseluruh indonesia selalu memvalidasi Proses pengerjaan TUBEX di setiap Laboratorium yg sdh menggunakan TUBEX. Sehingga para Klinisi dapat memperoleh hasil yang akurat.
Info terakhir bakal keluar TUBEX PA (untuk deteksi Parathypi)….
proudak ini masih dalam tahap penelitian. Belum dikomersilkan. apa lagi di Indonesia…………..
Terima kasih sudah percaya dengan TUBEX TF……………
Indonesia Sehat…………..
@ farrah:
Makasih infonya…. jangan mahal-mahal ya 🙂
mahal itu relatif dok………..
mahal pasti berkualitas………
mahal juga tergantung dari teknologinya…….
hehehehheheh………..:)
@ Farrah:
ya bener … asal gak dimahal-mahalkan aja 😀
salam kenal..mo nanya nih,katanya pemeriksaan TUBEX itu bagusnya pada hari ke 5 demam, tapi kalo demam 2 hari trus diperiksa tubex nya +6, apakah kita bisa pastikan ini demam thypoid?
@ rizal:
salam kenal.. 🙂
bagusnya diulang paling cepat pada hari kelima demam, karena kalo lebih awal bisa saja terjadi false positive.
Trims
Asw.
Maaf dr. Cak moki, saya bisa minta dikirimkana makalah dan jurnal tentang tubex tf ga?
untuk bahan refrat saya.
kalau berkenan, mohon dikirimkan ke qyai_af@yahoo.com
terima kasih
@ Aidyl:
Wa’alaikum salam,
Ada bukunya dari produsen. Silahkan minta ke cabang distributor terdekat. niscaya akan diberi cuma-cuma.
Alamat distributor pada link berikut:
http://www.pacbiotekindo.co.id/distribution.html
Trims… Wass
pak bs saya mnta kti jdul gambaran kasusu mo9lahidatidosa
mksh byk ya pak
@ ruth:
silahkan baca artkel tsb di blog ini pada link berikut:
di bagian bawah ada link ebbok-nya
makasih