KODE ICD-10 : A46.0 : Erysipelas
Pernahkah pembaca menjumpai seseorang menderita penyakit kulit yang ditandai dengan kulit berbercak merah, berbatas tegas, melepuh, kadang berair, adakalanya bernanah dan membentuk area erosi cukup luas pada permukaan kulit ? Jika iya, maka tanda umum tersebut merupakan gambaran dari Erysipelas.
Meski sekarang sudah jarang, penyakit ini masih dapat dijumpai di praktek sehari-hari, terutama pada anak-anak yang sebelumnya ditemukan adanya koreng atau luka di sekitar timbulnya Erysipelas (Erisipelas). Ingat ! Tidak ada pantangan makanan.
Apa Erysipelas itu ?
Erysipelas ( Erisipelas ) adalah infeksi akut pada kulit dan jaringan di bawah kulit yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes.
Erysipelas dapat terjadi pada semua usia dan semua bangsa (ras), namun paling sering terjadi pada bayi, anak dan usia lanjut.
Aste N, Atzori L, Zucca M, Pau M, Biggio P menyebutkan bahwa Erysipelas lebih sering terjadi pada pria ketimbang wanita, dengan perbandingan 4:1.
Sekitar 85 % Erysipelas terjadi di kaki dan wajah, sedangkan sebagian kecil dapat terjadi di tangan, perut dan leher serta tempat lainnya.
Bagaimana terjadinya ?
Erysipelas terjadi oleh penyebaran infeksi yang diawali dengan pelbagai kondisi yang berpotensi timbulnya kolonisasi bekteri, misalnya: luka, koreng, infeksi penyakit kulit lain, luka operasi dan sejenisnya, serta kurang bagusnya hygiene.
Selain itu, Erysipelas dapat terjadi pada seseorang yang mengalami penurunan daya tahan tubuh, misalnya: diabetes millitus, malnutrisi (kurang gizi), dan lain-lain.
Apa saja tanda-tandanya ?
Erysipelas pada umumnya diawali dengan panas, menggigil, sakit kepala, nyeri sendi, muntah dan rasa lemah.
Pada kulit nampak kemerahan, berbatas tegas dengan bagian tepi meninggi, nyeri dan teraba panas pada area tersebut.
Di permukaan kulit adakalanya dijumpai gelembung kulit (bula) yang berisi cairan kekuningan (seropurulen). Pada keadaan yang berat, kulit nampak melepuh dan kadang timbul erosi (kulit mengelupas).
Perlukah pemeriksaan Laboratorium ?
Tidak perlu ! Pasalnya, penyakit ini sangat mudah dikenali secara kasat mata. kalaupun dilakukan pemeriksaan Lab, hasilnya menunjukkan peningkatan lekosit hingga 20.000 atau lebih. Itu saja. Kecuali untuk tujuan penelitian di RS Sentra Pendidikan Kedokteran, dimana diperlukan kultur darah dan cairan erosi luka untuk mengetahui jenis kuman.
PENGOBATAN
Saat ini, sudah sangat jarang dijumpai Erysipelas yang berat disertai kondisi tubuh lemah hingga memerlukan rawat inap. Pada umumnya masyarakat segera berobat saat masih fase awal sehingga hanya diperlukan rawat jalan dan perawatan di rumah sekitar 7 – 10 hari.
Obat-obat yang lazim digunakan:
Obat pilihan utama (drug of choice):
Penicilline masih merupakan obat pilihan utma dan memberikan respon sangat bagus untuk penyembuhan Erysipelas.
-
Benzyl penicilline 600-1200 mg, diberikan secara intravenous setiap 6 jam, sedikitnya 10 hari.
-
Penicilline Procain G: 0,6-1,2 juta unit, diberikan secara intramuskuler (suntik di bokong atau paha), 2 kali sehari selama 10 hari.
-
Amoxycilline 500 mg, diminum 3 x 1 selama 7-10 hari. Atau ampicilline 500 mg, diminum 4 x 1 selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan kombinasi Amoxycilline dan Clavulanic acid selama 10 hari.
Obat-obat lain yang dapat digunakan, diantaranya:
-
Erythromycin. Diminum 4 kali 250-500 mg sehari, selama 10 hari. Dosis anak: 30-50 mg per kg berat badan per hari, diberikan 3-4 kali sehari selama 10 hari.
-
Cloxacilline atau Dicloxacilline, diminum 4 kali 250-500 mg sehari, selama 10 hari.
-
Cephalosporine, misalnya cefadroxyl, diminum 3 kali 500 mg selama 10 hari.
-
Dan lain-lain.
Obat Topikal (obat luar):
-
Kompres dengan Sodium Chloride 0,9 %.
-
Salep atau krim antibiotika, misalnya: Natrium Fusidat, Mupirocin, Garamycin, Gentamycin.
Apakah Erysipelas berbahaya ? Jika diobati secara dini tentu tidak bahaya. Hanya saja dibutuhkan kesabaran, mengingat waktu yang diperlukan untuk penyembuhan sekitar 7 – 10 hari atau lebih.
Semoga bermanfaat.
:: :: :: posting menggunakan WLW :: :: ::
belum pernah liat penyakit seperti itu,
waduuhh merinding saya cak ngelihat gambarnya… kayak cacar air ya cak.
Terima Kasih Infonya. Salam Persahabatan..
(By: http://ryankharisma88.wordpress.com)
@ iklan:
sekarang pernah 🙂
@ zeintza:
iya, serem … hehehe. Kulit yang melepuh lebih lebar dan lebih luas dibanding cacar air.
@ ryankharisma88:
Makasih juga ataskunjungannya.
Salam persahabatan
cak…aq kirim email u konsultsi penyakit kulit..
tapi kok belum ditanggapi? lagi siboek ya cak…^~^
@ ria:
udah mbak, barusan…. maaf terlambat menjawab soalnya email tersebut masuk dan ketlisut di folder “s3p4m”
Sekali lagi mohon maaf 🙂
merefresh ilmu
terima kasih dok
@ haryoga:
Hahaha…iya, khususnya untuk saya sendiri.
Wah…. tetangga di Bali rupanya…
Salam kenal 🙂
pgi cak…..
walah-walah…. setelah sy baca tulisan cak ttg erysipelas yg ini baru sy teringat ttg pertanyaan sy di konsultasi online tgl 7 juni kemarin, wktu itu cak minta sy ngirim foto tp sy terlanjur sibuk, jd lupa suer!! he…he.. ngapunten cak…
lha yg sy maksud ya si Erysipelas ini cak! tp alhamdulillah sekarang dah sembuh, ya mmg hrs sbar nunggu 10 hari. wktu itu krn ka2k sy dh priksa mantri n ga sembuh, terpaksa beli bioplacenton di apotek, karena dia ngerasa itu identik dg luka bakar/kesiram air panas(sok tau banget!).
tp sebenarnya sembuhnya itu benar ga sih krn bioplacenton itu? takutnya nnti ka2k sy terlanjur kepedean.
@ riza:
Ada benarnya pake Bioplacenton, tapi kurang tepat. Ga papa… tidak akan menimbulkan efek apapun.
Makasih