MENGHINDARI YANG MENYENGAT, MEMILIH YANG HANGAT
::: ::: ::: kalo bisa ::: ::: :::
Manusia dikategorikan makhluk berdarah panas, tidak seperti makhluk dua alam seperti kodok atau buaya, tidak juga seperti ikan yang kebanyakan berdarah dingin. Karenanya, amatlah wajar jika kita hampir selalu mencari kehangatan, dalam arti yang sebenar-benarnya, bukan kehangatan pelukan atau lainnya.
Bagi seseorang yang biasa tinggal di daerah dingin, sinar mentari di jajaran katulistiwa adalah impian. Mereka rela menempuh jarak ribuan kilometer hanya untuk berjemur di pantai. Sedangkan bagi kita yang hidup di daerah berudara panas, kesejukan adalah dambaan. Ini bukan membicarakan ketidak puasan … sumpah ™ … melainkan obrolan tentang kenyamanan, terutama berhubungan dengan aktifitas kita sehari-hari.
Tak mengherankan bila para pekerja di tempat ber-ac akan menyempatkan diri mencari kehangatan, sebaliknya para pekerja di tempat panas akan merasa nyaman saat berteduh di tempat sejuk. Kondisi ini amatlah wajar sebagai bentuk reaksi tubuh menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mencapai suhu ideal.
::: ::: ::: Di Balik Pancaran Sinar Mentari ::: ::: :::
Kita sudah paham bahwa (secara garis besar) sinar matahari memancarkan 2 gelombang, yakni sinar gelombang panjang (infra merah) nan hangat dan sinar gelombang pendek (ultra violet) yang menyengat. Tentu keduanya tidak nampak seperti namanya. *jadi inget kerlip lampu waktu nge-drum*
Di bidang kesehatan, sinar infra merah digunakan sebagai salah satu pilihan metode pengobatan (fisioterapi) pada kasus pegal dan nyeri otot ataupun sendi. Sinar tersebut berfungsi memperlancar peredaran darah sehingga diharapkan dapat memperbaiki sistem pembuangan sisa metabolisme di bagian otot atau sendi yang sakit. *eit, sakit urat tidak identik dengan asam urat lho*
Adapun sinar ultra violet diperlukan kulit untuk mengubah substansi lemak tertentu menjadi vitamin D yang berguna dalam proses penyerapan kalsium (dari makanan yang dicerna). Pada masa pertumbuhan (anak-anak), kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang. Oleh sebab itu biarkanlah anak-anak punya kesempatan bermain di tengah belaian sinar mentari.
Manfaat lain sinar matahari adalah kemampuannya dalam melenturkan kulit, mengencangkan otot, membuat kulit jadi lembut, lebih berwarna dan sehat. Menurut para peneliti, hal ini karena aktifasi istem pembuangan sisa metabolisme melalui kulit menjadi lebih lancar. *makanya, gak usah takut item, …. mancing yuk 😉 * … asal tidak kebanyakan berpanas ria …
::: ::: ::: Ukuran Yang Bermanfaat ::: ::: :::
Penelitian menyebutkan bahwa kehangatan sinar matahari dapat memberi manfaat bagi tubuh jika kita dapat berpelukan dengan pancaran mentari selama 15-30 menit setiap harinya. Duhhh, asyiknya …
Ada anggapan bahwa sinar mentari yang nikmat sekitar jam 9 pagi dan jam 4 sore, namun anggapan tersebut tidak berlaku di daerah yang jarang melihat matahari.
Sementara itu, bagi kita yang beraktifitas (sekolah ataupun bekerja) seharian di ruang tertutup, perlu menyempatkan diri menyapa sinar mentari. Apalagi jika berangkat pagi sebelum matahari terbit naik mobil tertutup berkaca gelap, pulangnya petang saat matahari terbenam. Wuih, lama-lama seperti bangsawan pingitan, pucat. Ibarat makanan, rasanya hambar. *halah*
Begitu pula para blogger, pagi ngeblog di kantor, siang ngeblog di rumah, tak ada salahnya keluar sebentar. Tersenyumlah pada mentari, biarkan sinarnya menghangatkan tubuh, tarik napas panjang, regangkan badan dan tangan. *asal jangan keliatan keleknya*
::: ::: ::: Sengatan Sinar Yang Merugikan ::: ::: :::
Seperti halnya kaidah umum, “terlalu” banyak terpapar sengatan sinar matahari dapat menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan. Beberapa penyakit kulit disebutkan berhubungan dengan paparan sinar matahari yang berlebihan dan berkepanjangan. Paparan sinar matahari berkepanjangan dapat juga mempercepat proses penuaan kulit.
Oleh sebab itu, jika karena suatu hal mengharuskan kita terpapar sinar matahari, misalnya rekreasi di pantai, memancing atau karena pekerjaan, pastikan membekali diri dengan pelindung kulit (sunscreen dalam bentuk lotion, jelly, dll) . Pilih sunscreen yang tidak menimbulkan iritasi atau alergi. Sedapat mungkin hindari paparan sinar matahari pada suhu puncak antara jam 10.00-15.00.
Akhirnya, mari nikmati hangatnya sinar mentari secara bijak.
Semoga bermanfaat
sangat bermanfaat … sumpah ™ … 🙂
lha gimana yah,..
dalam 2,5 bulan kedepan saya mesti berhadapan ma si Sinar itu lebih dari 30 menit dan rata2 pada pukul 10.00 – 15.00
*siap-siap gosong*
Hangatnya sinar mentari pagi aku sangat suka. Tetapi panasnya sinar mentari pukul 14 siang sangat menyiksa.
Cak, POKOKE™ tanya, kalau manusia berdarah panas, mengapa manusia bisa menjadi pembunuh berdarah dingin? Apa manusia menjadi siluman buaya atau siluman kodok pas membunuh?
jadi berjemur sekitar 30-an menit itu, tdk berpatokan pada matahari pagi ya cak?….
(kalau berjemur dibawah bulan sambil melolong ?) 🙂
Kalau bayi baru lahir dijemur katanya supaya gak kuning. Sebenarnya bagaimana hubungan antara sinar matahari dengan kadar bilirubin dlm tubuh bayi baru lahir khususnya ? Atau mungkin bisa dibahas khusus pak,tentang fenomena “kuning” pada bayi baru lahir, soalnya di Indonesia kayaknya udah biasa banget bayi lahir kena “kuning”. Jadi nodong nih 😉
blogger berdarah dingin…wah julukan yang bagus cak, sapa yang mau make?…;)
Saya jarang merasakan hangatnya mentari pagi. soalnya abis solat subuh saya tidur lagi dan baru bangun jam 10-an. Abis penganguran, jadi nggak kerja.
Waah orang2 yg hidup di negara 4 musim kalau lag summer ceria dan bahagiaa… ga lihat matahari kena cabin sickness, jd depresi… dan marah2 melulu klo winter bawaannya. Indonesia itu mustinya pada bersyukur… dapet panas terus, disini matahari itu kemwahan, jd klo kulitnya coklat terbakar matahari dianggap orang kaya yg bisa liburan. sementara di Indo kulit coklat terbakar matahari diloknowong ndesit…manusia,…manusia….
kalau gitu harus siap-siap berangkat kerja nelat, dan pulangnya lebih cepat. terimakasih cak moki, postingan nya inspiatip! 🙂
dulu, pas SD, di pelajaran IPA ada ‘fatwa’ yang katanya Sinar Matahari mengandung vitamin D.saat itu sih, saya percaya2 aja, dan kalo ditanya Sumber vitamin D apa aja?dengan PeDe saya jawab:susu,keju, sinar matahari…
*mengingat2 jaman jahiliyah dulu*
Pak, apa bener, sinar matahari mengandung vit.D? Lha kalo bener, kita gausah minum susu dkk donk?
hahahah. ikan kok dilink ke saya.. ke wikipedia aja pak dokter.. hehe.. gpp deh.. lagi ketawa² .. nice sense of humor..
@ jurig,
moga begitu … sumpah ™ 😉
masih sempat menikmati hangat sinar mentari kan?
@ alle,
Selamat, dapet borongan. Tenang mas, paling ada yg mengawal, … cewek-cewek berpayung.
@ Kang Kombor,
POKOKE ™ pembunuh berdarah dingin, kemungkinan kerasukan siluman Kang … eh gak ngerti ding 🙂
@ telmark,
Kata para ahli, patokannya pagi ama sore pak.
Dibawah bulan sambil melolong? … ada yang nyubit kali, hahaha
@ wulan,
Kuning (Jaundice) pada bayi pada umumnya fungsional, bukan patologis dan biasanya hilang sendiri setelah 7-14 hari.
Adapun “menjemur” pada pagi hari untuk memacu peredaran darah sehingga diharapkan pembuangan (ekskresi) bilirubin berlangsung lebih cepat.
Insya Allah, pada saatnya akan dibahas secara khusus 🙂
@ imcw,
*tengak-tengok* … tidaaakkk, saya gak mau jadi blogger berdarah dingin.
@ prayogo,
Kalo gitu, bangun tidur kuterus … berjemur, tidak lupa memakai sarung 😉
@ Evy,
Hahaha, iyo mbak. Beda ya, di sini (indo) kulit kecoklatan dianggep ndesit kecepit. Repotnya kulit gelap, kalo dibedaki kayak tinting jahe … prei mancing ah.
@ kw,
hehehe, resiko ditanggung penumpang 😉
@ chiwimudz(gak login),
Masa fatwanya gitu sih 😛 … sinar matahari tidak mengandung vit D, melainkan sebagai stimulator pembentukan vitamin D dari unsur lemak dalam tubuh kita.
Lha kalo mengandung vit D enak dong, sedia air putih di halaman rumah, serasa minum susu, hehehe
@ Roffi,
hahaha, maaf pak, kalo link wikipedia mah semua orang udah tau … jadinya saya link ke ahli ikan.
Wah…informasi mantap dalam kemasan yang asyik…
Jadi penasaran….jangan2 saat2 sinar matahari bermanfaat itu ada rumusnya ya? Mungkin matahari terbit+x dan matahari terbenam-x dimana x=(matahari terbit+matahari terbenam)*z
hehehehe…
bagi saya kerja di jakarta ini merasakan hangatnya sinar matahari adalah suatu kemewahan.
Lah berangkat kerja jam 05.30 matahari msh ngintip malu-malu, pulang sudah jam 16.30 matahari dah nyaris tenggelam. Di dalam ruangan dingin, gimana coba….? makanya saya menyebut diri sendiri drakula, berangkat petang pulang petang penghasilan pas-pasan hehehe……:D
Kenapa ya, kadang banyak orang terutama cewek di Indonesia yang bela-belain malas kena sinar matahari secara langsung dengan alasan menjaga kulit agar tetap putih… Wew….
klo warna kulit, saya sih emang sukanya yang putih2.. tapi klo putihnya orang Indonesia itu kan beda ma putihnya orang bule, seputih2nya orang Indonesia (putih2 standar lah) kalo disandingkan dengan orang bule, yg bule lebih putih lagi, malah pucet..
aku gak pernah ke negeri yg 4 musim ato yg etnis terbanyaknya adalh kaukasian. Tp klo di TV, kita ngeliat warna kulit mereka bisa ‘pas’, tapi coba deh klo mereka ke Indonesia, keliatannya putihnya pucet!!… hehehe..
jadi sebenernya orang Indonesia itu emang dianugerahi warna kulit yg pas…
tapi klo kebanyakan kena matahari trus jadi item.. ya.. gak enak juga dilihat.. jadinya.. milih yg putih2 aja deh.. (putihnya orang Indonesia lhoo)
Wah cak! kalo sengatan matahari di Gresik bisa Mléthék Cak!
nggak peduli siang apa malem, malah kalo malem bisa-bisa masih hangat
wah di Jogja juga tuh, nggak pagi, siang ato malem, sumuk teruss! sampe2 klo mau njemur pakaian aja mesti pake body lotion dulu, klo ndak bisa ‘mletak2’ *kangen Malang nih critanya, eh, Malang juga udha panas ding, hiks*
Jam 9-16 itu bukannya justru waktu yang sebaiknya dihindari untuk ‘berjemur’, cak? Anak-anak biasanya dianjurkan ‘berjemur’ (kalau mau) pagi antara jam 6-8, kan?
Sebelum krucil main ke luar rumah, biasanya saya pakaikan sunscreen khusus untuk anak.
Biarin lah rogoh kocek dalem sedikit, kasihan sebelumnya lihat kulitnya terbakar merah tampak lecet begitu. Tambah item ya tetep… tapi ngga terbakar lagi.
Emaknya? Kerudungan gini, bisa lho berjemur. Di kamar mandi hihihihi… Dijamin privat, gak bisa diintip tetangga karena letak jendela yang ‘tidak memungkinkan’. Kebetulan jendelanya menghadap ke timur. Pas lah untuk konsumsi pagi 😉
@ deking,
Penasaran juga, jangan-jangan memang ada rumusnya 😉
@ Evi,
Demi … demi apa ya …
Adegan selanjutnya adalah: Pulang kerja ngurus anak, dll, tampil segar bersama keluarga, … ibarat bidadari, asyik.
@ Master Li,
wah, gak tau Gun. Takut kulitnya tambah gelap kali. Padahal walau kulit gelap asalkan segar, tambah seksi.
@ huda,
konon orang indo, lelaki maupun perempuan banyak disukai bule karena kulitnya nampak segar. Kalo kita para lelaki mungkin senang lihat bintang pilm barat.
Btw, udah dapet yg putih indo belum?
item asyik juga koq, yang penting kan “ketrampilannya” … *halah*
@ peyek,
Asyik dong cak. Tambah kenyal, hahaha.
Ssst cak peyek, tak bisiki ya… katanya, walau kulitnya putih seperti porselin, bokongnya tetep item juga. Itu katanya sih, mbuh kenyataannya 😛
@ Fa,
lho, ini di Malang apa Jogja? Tak kira di Malang.
Iya, tahun lalu ke Malang sudah sumuk. Masih mending dibanding Surabaya, apalagi Samarinda, … wuih gosong.
@ Lita,
Iya betul. Pernyataan bermanfaat: sekitar jam 9 pagi dan jam 4 sore, bukan sampai dengan lho. Ntar tak rasa-rasakan dulu bahasanya, mmm penghubungnya perlu diganti atau ya?
Penegasan di bagian akhir: hindari paparan sinar matahari pada suhu puncak antara jam 10.00-15.00.. Enake yg perlu diganti kalimatnya bagian mana ?
Sama tuh, krucil saya 2 laki seneng bal-balan. Gak papa kali ya, item dikit tambah manis.
Emaknya berjemur di situ ? Mengendap-endap ngintip, … takut ah *lariii*
Matahari jam 9 pagi memang menyenangkan ^ ^.. tapi gara2 aku masuk kantor jam 9 kena matahari nya cuma se-emprit hi3..
Perempuan indo kan gak banyak yang kulitnya putih jadi mereka rata2 mnghindari matahari..bukannya cowo2 indo juga snengnya ama perempuan2 yang kulitnya putih bak tamara blezinsky *ini kebanyakan nonton kontak jodoh mwahahha*
btw saya klo kena panas matahari muka nya pasti langsung merah -_- bikin sebel~
Pas mo berangkat ke jkt ini udah mikir mikir..jan jangan panas lagi. Tai pas nyampe..untung aja ga segitunya. Apa krna udah kebiasa sama panasnya Balikpapan ya? Kalo disana ampun deh…heran. Jadi biar org sini pada kepanasan..ko bagi saya biasa aja. Disini sumpeknya sih iya..tapi kalo soal matahari..keknya ga sama deh. Jadi orang orang jakarta….nikmatilah mentari yg begini ini….soalnya di tempat lain ga senyaman ini…meskipun sama2 di indo tapi ‘daya pe-mlethek-annya’ (ikutan TM ah hehe) beda 😀
ya kan Pak!
Hoho, jadi inget kata2 dosen saya,”Kalo nanti bapak liat mahasiswa bapak yang pakai payung jam 9 pagi, benar-benar deh! Berhenti saja jadi mahasiswa”
Hehe, disini emang ada kebiasaan “babendi-bendi” alias berpayung ria kalo sudah jam 12 siang ke atas. Panasnya itu lho, cak, lumayan bikin gosong! 😀
@ chielicious,
iya kali, kebanyakan suka yg putih-2 kebanyakan nonton pilm atau memang kriterianya gitu. Menurut saya sih sama aja, soalnya … *gak jadi ah*
Btw, gak pp kulit jadi kemerahan Chie, bikin si aa tambah sayang 😉
@ Qee,
wah dah lama saya nggak ke Jkt, lupa seperti apa panasnya.
Mungkin masih panas tempat kita ya, Balikpapan dan Samarinda sama mletheknya. Kalo pas mancing gak terasa tuh, paling pulangnya gosong
@ destiutami,
Asyik tuh berpayung, apalagi kalo berdua, ehm ehm.
Kebayang kalo mhs bawa payung, ntar di depan ruangan berjajar payung dikasih label nama 😛
Tapi cak..klo kelamaan kemerahan malah jadi keiteman hi3..ini muka udah belang ..soalnya di bungkus jilbab -_-
yah kadang di Malang kadang di Jogja gituh :p (OOT)
@ 25 chielicious,
Tapi tetep cantik kan? 😉 hehehe
@ Fa,
Ohhh, gitu ya. Asyik, wira-wiri di dua kota yg sama indahnya.
Wah bingung nih, akhir musim dingin ada matahari. Aku bawa anak-anak ke taman, walau pakai sweater.
Selama musim semi, matahari keluar 1-2 hari lalu nyungsep semingguan.
Seminggu kemarin, pagi panas…eh siang mendung…petir menyambar dan hujan es batu sebesar telur puyuh…
Kemarin panasnya duilah…sore hujan lagi & dingin lagi…
Hari ini mendung dan hujan…
Sudah gembira shoping baju & sepatu musim panas…terpaksa harus dimasukin kotaknya lagi…
Yang hanyat-hanyat kagak ada. Sedih deh…
@ juliach,
ah lama gak ketemu ternyata bersembunyi dari dinginnya Perancis.
Selamat ber hangat-hangat bersama keluarga 🙂
Akan saya juga sempat kuning.
Alhamdulillah sekarang sudah sehat.
Anak saya juga sempat kuning.
Alhamdulillah sekarang sudah sehat.
@ Nieke:
Alhamdulillah 🙂
terima infonya skrg bayi sdg dirawat karena kuning, byk yg bilang bhwa kurang minum/makan. mmg bayi km maunya tidur sj, terima kasih
@ Firdaus Samboya:
sama-sama … terimakasih juga atas kunjungannya 🙂