Ketika seseorang mendapatkan obat dari apotik berdasarkan resep dokter, seakan-akan menggunakannya nampak mudah. Namun bukan tidak mungkin penderita menjadi kebingungan sesampainya di rumah. Terlebih jika yang mengambil obat bukan penderita, sehingga informasi yang diberikan oleh petugas apotik kepada pengambil obat (keluarga atau orang lain) tidak diterima secara utuh oleh penderita.Β Hal yang sama dapat terjadi juga pada penderita anak-anak manakala yang mengambil obat bukan orang tuanya sendiri. Boleh jadi informasi yang diterima orang tua si anak tidak lengkap sebagaimana penjelasan dari petugas apotik.
Apapun bentuk obat yang diberikan dokter, seyogyanya para pasien (keluarganya) memperhatikan dan memahami tata cara penggunaan obat sebelum menggunakannya. Untuk itu, tak ada salahnya kita simak garis-garis besar Tips Menggunakan Obat sebagai berikut:
-
Pastikan obat yang akan digunakan sudah tepat. Cek ulang aturan pakai pada etiket, diantaranya: (a) berapa kali sehari, (b) pada obat minum, diminum sebelum atau sesudah makan, (c) fungsi obat, (d) pada obat tetes, berapa tetes sekali pakai dan berapa kali sehari, dll. Selanjutnya, ikuti penggunaan obat sesuai anjuran.
-
Hindari merubah cara minum obat tanpa persetujuan dokter. Seandainya dianjurkan minum sekali sehari, jangan diminum 2 kali dengan dosis terbagi.Β Demikian pula jika seandainya pada etiket tertulis 4 kali sehari, jangan diminum 2 kali 2 sehari. Hal ini dikarenakan efek farmakokinetiknya akan berbeda.
-
Jangan menambah dosis obat maupun frekuensi minum obat dengan harapan agar cepat sembuh.
-
Jika merasa ragu-ragu dalam memahami cara penggunaan obat, hendaknya bertanya kepada dokter atau apoteker.
-
Jangan memberikan resep obat kepada orang lain walaupun memiliki keluhan yang sama. Hal ini dikarenakan pertimbangan dokter dalam pemilihan jenis obat, dosis, frekuensi, lamanya penggunaan dan kombinasi obat bersifat individual. Selain itu, perlu dipahami bahwa setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap obat.
-
Hindari minum minuman beralkohol selama minum obat agar tidak terjadi efek yang tidak diinginkan.
-
Pastikan anda memberitahu dokter jika sedang hamil (atau sedang menyusui) agar diberikan obat yang aman.
-
Dalam hal minum antibiotika, hendaknya dihabiskan meski merasa sudah sembuh. Ini dimaksudkan agar kuman benar-benar terbasmi dan tidak menimbulkan infeksi ulang.
-
Katakan kepada dokter andaikata anda sedang minum obat lain, agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan.
-
Tanyakan kepada dokter apakah ada obat yang menimbulkan efek mengantuk, terutama jika dalam aktifitas keseharian memerlukan konsentrasi tinggi seperti mengemudi atau mengajar. Hal ini penting agar penggunaan obat sedapat mungkin tidak mengganggu aktifitas sehari-hari.
-
Pastikan mengembalikan obat ke dalam klip plastik setelah menggunakan obat agar tidak keliru dosis dan cara penggunaannya. Untuk obat berbentuk sirup, kocok dahulu sebelum digunakan (terutama sirup berbentuk suspensi yang kental agar merata), segera tutup kembali agar tidak tercemar dan obat tetap stabil.
-
Hendaknya menyimpan obat pada suhu kamar, bukan di kulkas, kecuali untuk obat berbentuk supposutoria.
-
Pastikan obat tersimpan aman dari jangkauan anak-anak dan binatang peliharaan.
-
Jangan gunakan obat yang sudah kadaluwarsa.
-
Jika memiliki riwayat alergi obat, sampaikan kepada dokter sebelum dokter meresepkan obat.
-
Segera hubungi dokter jika merasakan keluhan semakin berat setelah menggunakan obat. Begitu juga jika timbul keluhan lambung setelah menggunakan obat minum.
-
Jika mengalami alergi setelah menggunakan obat, misalnya: gatal-gatal, timbul ruam kulit, pembengkakan bibir, sesak nafas, hendaknya kembali ke dokter yang sama sambil menunjukkan obat dan reaksi alergi yang ditimbulkannya. Jangan lupa untuk meminta catatan alergi obat kepada dokter. Catatan tersebut hendaknya ditunjukkan ke dokter manapun ketika suatu saat berobat agar tidak diberi obat dengan kandungan yang sama.
Akhirnya, penggunaan obat hendaknya selalu mengikuti anjuran dokter dan penjelasan apoteker agar tercapai pengobatan yang optimal dan bermanfaat untuk perawatan penyakit.
Semoga bermanfaat.
:: :: :: posting menggunakan WLW :: :: ::
Hmm…, panduannya lebih panjang dari resepnya sendiri Cak π
Tapi tulisan ini jadi referensi yang baik sekali. Saya harap banyak yang membaca, kalau tidak lumayan juga waktu untuk edukasi pasien menjelaskan hal-hal detail ini.
Artikel yang sangat bermanfaat… Thanks for share…
jangan lupa berdoa semoga obat yang diminum bisa meredakan penyakit yang sedang diderita
Mau tanya cak?
1. Obat berbentuk supposutoria itu apa?
2. Bagaimana kita bisa mengetahui obat sudah kadaluarsa, kalau kita tidak bisa menemukan tanggal kadaluarsa dikemasannya. Misalnya obatnya tinggal 1-2 biji.
3. Kalau antibiotik mesti habis minumnya, berarti di kotak obat gak boleh ada sisa antibiotik ya? Tips membuang obat yang tidak digunakan lagi gimana cak?
Terima kasih banyak cakmoki …. π
@ Cahya:
hahaha, iya… udah saya coba untuk meringkas tapi masih panjang.
Di praktek, sy biasanya memberikan cetakan ringkasan panduan ato informasi singkat ttg penyakit. Pake font besar, singkat dan hanya 1 lembar. Katanya para pasien sih, cukup berguna…
@ Rock:
thanks juga … π
@ budiono:
betulll … ntar saya tambahkan padaitem tips π
makasih
@ Wilma:
Maaf, telat menjawab.
1) obat supposutoria adalah obat yang dimasukkan anus aatu vagina …hehehe.. makasih masukannya.
2) Kalo yg pake blister, dapat dilihat dibaiknya. Karenanya saat nyimpan sebaiknya jangan membuang blisternya.
Seandainya terlanjur dibuang (kebanyakan dibuang), setidaknya masih dapat digunakan hingga 6 bulan setelah menerimaresep sebagai langkah kehati-hatian, kecuali antibiotika.
3) Ya, benar.
Wah bagus nih masukannya. Ntar Tips membuang obat nyusul yaaaa π
Makasih
Terima kasih cakmoki, di tunggu tips-nya…. π
Om…hehe manggil gini boleh ya????
udah lama banget gak mampir. dari taun 2007-an. baru nongol lagi 2010. abis gara2 pesbuk sih (malah nyalahin yang lain.
mau tanya om, kalo badan jadi bentol2 merah kalo udah kena panas, angin malam, trus makan apa aja…itu alergi apa sebenernya? cara ngobatinya gimana ya?
incidal mempan gak om?
*sekalinya dateng banyak nanya*
thanx om.
@ Wilma:
Moga gak lupa …*becanda*
@ Neng Ika:
Boleh manggil Om … π
Itutanda-2 dari Urtikaria. Selengkapnya ada pada artikel di blog ini berjudul Urtikaria
Incidal boleh digunakan, tapi ada efek samping ngantuk. Yg ga ngantuk dan minumnya cuma sekali sehari diantaranya: Loratadine 10 mg (merk dagang bebas memilih) atau Cetirizine 10 mg (merk dagang bebas memilih), diminum 1 x 1 hanya saat kambuh aja.
Makasih
Suwun untuk tips tips nya Mas…
Salam n Sukses,..Kampanykan Hidup Sehat untuk Indonesia yang lebh bai dan Maju!!
Belum Cukup Umur – Trailer VideoBelum Cukup Umur – Proton Emas
Cak, kalo suppositoria itu emang untuk dimasukkan ke anus, tapi kalo yang ke vagina itu namanya ovula, jadi beda ama suppositoria.
@ Ridho:
Begini…. suposuria itu ada yg dimasukkan anus atau rectal, dan ada yng dimasukkan vagina.
Yg dimasukkan anus lazim disebut supposutoria aja, sedangkan yang dimasukkan vagina disebut dengan vaginal suppository atau lazim disebut ovula. Begitu π … moga lebih paham.
Penjelasan panjangnya silahkan baca di wikipedia: vaginal suppository
Makasih
Dear.cakmoki yg baik hati mau konsultasi di keluarga sy sdh turun temurun kalau batuk sembuhnya pakai obat cacing piperazini citrat dan langsung sembuh.kenapa apa ada cacingnya berbahayakah itu .thx
Cak, postingannya mbahas tentang fenomena ‘obat’ herbal dong? pegel saya hampir tiap bulan harus meng’counter attack’ orang2 yg promosi “Obat herbal, segala macam penyakit tanpa bahan kimia!”.. *mangkel guling-guling!@#$&*
@ Yudi5’s:
itu hanya sugesti π
@ sibermedik:
Ok, ntar …. rasanya pernah dibahas oleh dr. Handrawan Nadesul tahun 1994… saya sependapat, kayaknya perlu direfresh π
Tenang aja … toh pengguna obat herbal wa akhirul kalamun tetap ke dokter, dengan kondisi yg lebih gak karu-karuan tentunya π
Dunia medis emang tambang emas, karenaya gak usah heran banyak pihak mencari duit lewat bidang kita…
Menurut saya, pencerahannya dengan memberi informasi kepada khalayak, bukan kepada penjual….lek penjual kan emang nawaitunya hanya marketing, jelas mereka gak ngerti biokimia, farmakologi, patofisiologi..dll….
Dok, berapa lama sirup setelah dibuka dapat diminum lagi? juga pada obat tablet?
Terkadang sirup tidak ada tanggal kedaluarsa.
Maksudnya obat berbentuk supposutoria itu yang bagaimana ya?
Salam,
@ Rita:
Kalo antibiotika harus dihabiskan walau sudah sembuh…sedangkan obat-2 lain sesuai dengan tanggal kadaluwarsa. Pada tablet, tanggal kadaluwarsa tercantum di bagian belakang kemasan, kecuali jika ada kerusakan, lembab, dll.
Sedangkan pada sirup di bagian bawah, tertulis ED: expired date…yg satunya adalah tanggal dan tahun produksi obat. Semua obat sirup ada tanggal kadaluwarsanya. Yang penting, pastikan obat tidak mengalami perubahan warna dan perubahan bentuk.
Penyimpanan obat di dalam suhu kamar, bukan di kulkas, kecuali untuk obat berbentuk supposutoria, yakni obat yg dimasukkan dubur dan vagina (berbentuk ovula atau berbentuk seperti peluru).
Namun, untuk menjaga keamanan, menurut saya jangan lebih dari 6 bulan untuk obat berbentuk sirup yg sudah dibuka.
Makasih
mantep artikelnya
@ haris:
makasih … π
dok, mau tanya ….mengenai cara penyimpanan obat nih, apakah obat dalam bentuk sirup boleh disimpan di dalam kulkas? kemudian mengenai antibiotika, dokter menyampaikan bahwa minum antibiotik harus dihabiskan meski merasa sudah sembuh….mungkin bisa dijelaskan lebih lanjut kira” batas waktu maksimal untuk mengonsumsinya??? yang ditakutkan adalah tubuh kita bisa” kebal dengan antibiotika…thx untuk infonya
@ Yohan Wibisono:
Sebagaimana item no.12, yg dapat disimpan di kulkas hanya obat dalam bentuk supposutoria. Syrup, tablet, kasul, kaplet, disimpan dalam suhu ruangan.
Batas minimal minum antibiotika sesuai dengan jumlah obat yg diberikan dokter berdasarkan jenis penyakitnya dan berdasarkan hasil pemeriksaan. Adapun bayas maksimalnya sesuai indikasi berdasarkan penilaian dokter.
Resistensi akan terjadi jika antibiotika diminum kurang dari batas minimal, yakni tidak menghabiskan antibiotika yg diberikan dokter. Pada umumnya dokter memberikan antibiotika dengan jumlah batas minimal.
Makasih
terimakasih infonya π
@ selly:
sama-sama … terimakasih kunjungannya π
tips yang sangat bermanfaat π
@ akhmad:
Makasih π
nais inpoh. kesehatan emg tidak ternilai harganya
@ Aris:
makasih kunjungannya π
terima kasih atas informasinya dan salam kenal gan
@ anak gaptek:
salam kenal dan terimakasih atas kunjungannya
cak, saya ini lagi dalam proses minum obat..
obatnya antibiotik, capsul gtu (ga tau apaan), sama salep..
dan di antibiotik itu tertulis 3x sehari sesudah makan..
selama beberapa hari minum obat saya biasa minum per 7-8 jam, dari jam 10, jam 6, dan jam 1 pagi..
tapi permasalahannya cak, semalam itu obat saya tertinggal di rumah pacar saya dan saya blm ngambil dan sementara saya sendiri baru 2x minum obat yaitu jam 8 malam.
alhasil saya baru ngambil obatnya pagi harinya dan baru bisa minum di pagi hari nya jam 8 pagi nya..
pertanyaannya, untuk hari ini saya minum obat 3x seperti biasa atau 4x cak (jam 8, jam 11, jam 6, jam 2 pagi)?
makasih..
pak sy mau nanyk ibu sy terkena varises, dan kemarin sy dengr ad stoking untuk menggobati varises , dan itu daerah mana pak.
cak mo nanya, kalo obat yg terlanjur disimpen kulkas apakah memiliki efek samping jika diminum lagi?, dan kenapa g boleh disimpan di kulkas?apakah akan mempengaruhi komposisi obatnya?
terus apakah minum obat yg disertai dgn pisang dll [krn g bisa nelen langsung] ato menggunakan teh, apakah baik cak?
terimakasih
@ Roni:
maaf kelewatan lama banget π
Gak perlu minum 4 x pada keesokan harinya, namun tetep 3 kali… adapaun yg sebelumnya hanya 2 kali, gak papa.
Makasih
@ citra:
elastic banded or sejenisnya tersedia di di semua kota.
Selengkapnya tentang varises, silahkan baca artikelnya di Blog ini pada link berikut:
https://cakmoki86.wordpress.com/2010/02/18/varises-kaki/
Makasih
@ ari:
1) efek sampingnya gak ada..hanya saja dapat mengurangi khasiatnya.
2) Karena kalo disimpan di kulkas, obat mudah rusak walaupun penampakannya lebih padat.. pada etiket tertulis: disimpan pada suhu kamar…jangan disimpan dibawah suhu 15 derajad celsius.. (silahkan baca etiket obat*
Pada obat tunggal, komposisinya gak berubah namun efek farmakologisnya berkurang
3) Obat-2 yg digunakan sesudah makan, bisa diminum bersama makanan apapun. Boleh bersama pisang, teh, jus, boleh bareng ama rawon, dll… yang gak boleh: diminum bersama wajan, soale atos π …pisss
Makasih
hahahahha
wah iso2 bablas cak lek diminum karo wajan π
maturnuwun infone ^_^
@ ari:
hahaha … wajane malah cuwil π
Nggih, sami-sami ^_^